Jumat, 04 Juli 2014

MANAQIB SUNAN PRAWOTO ==BAB IV - BAB VI==

IV. MENGAPA SATU-SATUNYA ANAK CUCU SULTAN FATAH,
YANG BERGELAR SUNAN ADALAH SUNAN PRAWOTO ?


        Pewaris Kesultanan Demak diantaranya adalah Sunan Prawoto, salah satu putra Sultan Trenggono Raja Bintoro Demak yang ke-3, setelah Sultan Trenggono wafat. Beliau diganti oleh Sunan Prawoto yang menjadi Sultan Demak ke-4.

        Semenjak jadi Sultan, Beliau seharusnya dipanggil dengan gelar Sultan Prawoto, namun kenyataannya lebih banyak dipanggil dengan panggilan Sunan Prawoto. Mngapa?

        Gelar Sunan, pada masa Kasultanan Demak, diberikan kepada para Wali termasuk Wali Sanga. Misal : Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Derajat, Sunan Gunung Jati, Sunan Kali Jaga, Sunan Muria, Sunan Bayat, Sunan Ngudung. Adapun Raden Baus Mu'min diberi Gelar Sunan Prawoto, karena beliau senang mendalami ilmu agama Islam dari pada ilmu pemerintahan, dan dalam kesehariannya sering melakukan perjuangan syiar agama Islam dan berhasil mengislamkan Daerah Prawoto dan sekitarnya, sehingga Beliau sebelum diangkat jadi Sultan, sudah mendapat gelar Sunan Prawoto, yang maksudnya perjuangannya dapat disejajarkan dengan para Wali yang menyebarkan ajaran Agama  Islam.

        Sunan Prawoto waktu jadi Sultan Demak yang ke-4, kekuasaannya lebih banyak digunakan untuk melindungi dan menyebarkan agama Islam, sehingga Beliau lebih menonjol kewibawaannya sebagai pelindung dan penyebar agama Islam, dibanding penguasa / Sultan .

        Disamping panggilan Sunan Prawoto, Beliau juga dipanggil Sunan Suci di Prawoto. Karena sehari-harinya beliau berusaha membersihkan hatinya dari nafsu tercela dan berusaha meningkatkan dirinya makin dekat dengan Allah yang Maha Suci.



"Kami mohon padamu ya Allah, agar tertanam dihati kamikecintaan padamu ya Allah
Dan mencintai orang-orang yang cinta padamu,juga cinta pada
Sunan Prawoto, dan jadikanlah amal-amal kami meningkatkan
cintaku padamu ya Allah. Amin"




V. SUNAN PRAWOTO MENGATASI PEREBUTAN TAHTA DEMAK


        Selama Masa pemerintahan Sunan Prawoto, pergolakan politik semakin memprihatinkan, sejarah demak tercoreng oleh perebutan tahta kekuasaan, dan saling fitnah antar keluarga. Sunan Prawoto terfitnah membunuh pangeran Seda Lapen ayah Aryo Penangsang. Aryo Penangsang terfitnah membunuh Pangeran Hadirin suami dari Ratu Kali Nyamat. Ada yang berpendapat yang membunuh Hadirin adalah Dadung Awuk sahabat Jaka Tingkir. Terlepas yang benar mana? sebenarnya kemelut perbuatan tahta dapat diatasi oleh Sunan Prawotowaktu itu.

        Sunan Prawoto yang lebih mengutamakan keistimewaan rohaninya dan tidak tidak cinta dunia apa lagi gila tahta, dan juga benar-benar seorang pewaris Trah tingkat tinggi Raja Bintoro Demak yang merupakan satu-satunya jaminan untuk mengembalikan ketertiban kemelut Politik kasultanan Demak dalam batas tertentu.

        Dapat diduga, saat itu Sunan Prawoto banyak mendapat dukungan dan bantuan dari rakyat, umat Islam umumnya dan Alim Ulama serta para Wali.

        Di Masjid Agung Demak Bintoro, Pangeran Ratu atau Sunan Prawoto dengan bijaksanaya, mengumpulkan Pejabat-pejabat tinggi Kasultanan Demak, dan Trah keluarganya serta para Wali. Dalam pertemuan Agung itu Beliau berencana mengundurkan diri dari menjadi Sultan Demak yang ke-4. Beliau akan kembali ke gunung Prawoto untuk "Ngamandita atau lebih ingin meningkatkan diri pendekatan pada Tuhan Allah dan mengutamakan Syiar Islam" .
Dan untuk tahta kerajaan Demak, akan diserahkan kepada pewaris Tahta yang disepakati oleh Hadirin untuk menjadi Sultan berikutnya. Ternyata para hadirin sebagian besar tetap mengharapkan Sunan Prawoto tetap menjadi Sultan Demak, dan mereka akan turut mendukung  dengan ikhlas upaya Sunan Prawoto mengatasi kemelut politik pada saat itu. Dan mereka yakin Sunan Prawoto bukan pembunuh Pangeran Seda Lapen ayah Aryo Penagsang.

        Sunan Prawoto semula lebih fokus pada pendalaman ilmu islam, karena amanat Sunan Demak IV yang dipikulnya, Beliau mulai mendalami ilmu ketatanegaraan dan politik, dengan niat ibadah menjadi khalifah fil ardhi / Sultan Demak.

        Sunan Prawoto mulai mempelajari kemajuan politik di negara-negara Eropa. Dan pada tahun 1547 mengadakan persahabatan dengan Sultan Sulaiman 1 yang telah mengkonsoldasikan posisinya di tlatah-tlatah Hungaria dengan mengadakan perjanjian dengan Kaesar Karel V.

        Sultan Sulaiman 1 adalah seorang pahlawan Agama Islam. Beliau yang banyak memperkenalkan pada Sunan Prawoto mengenai perkembangan eropa dan dakwah islam.

        Sultan Demak Bintoro IV yakin Sunan Prawoto, menyadari pengusasa berhak penuh atas daerah-daerah yang dibawah kekuasaan Kasultanan Demak dan sebagai pelindung Agama Islam.

       Sunan Prawoto ibarat makan buah simalakama. Beliau mengetahui beberapa kekuasaan wilayah dibawah pemerintahannya, sebenarnya sudah banyak yang beralih  ketangan orang lain dan ada yang sengaja melepaskan diri menjadi kerajaan kecil, misal  : kekuasaan Raja-raja Islam di cirebon dan Banten dan Surabaya dan Gresik-Giri dimulai pada pertengahan abad ke-16.

        Sunan Prawoto diharuskan tegas untuk memilih sebuah pilihan , yaitu antara :
  1. Menggunakan kekuatan senjata untuk memaksa wilayah itu kembali dalam kekuasaan Kasultanan   Demak atau
  2. Membiarkan wilayah itu banyak berjasa dalam syiar Agama Islam. Kalau terjadi peperangan  , yang korban adalah orang muslim sendiri.
       Agaknya Sunan Prawoto tidak kuasa mengbah situasi berjalan aa adanya, yang penting agama islam tetap berkembang syiarnya. Lagi lagi , Beliau lebih mengutamakan syiar Agama Islam dari pada perluasan kekuasaan. Tekad Sunan Prawoto : apa sih gunanya kekuasaan Luas, kalau harus biarkan sesama muslim saling bunuh.

        Akibatnya, ada yang kurang senang dengan kebijakan Sunan Prawoto itu. Sehingga mereka yang tidak senang , membuat kelompok dan upaya untuk makar menggulingkan pemerintaha Sunan Prawoto, dengan dalih ingin mengembalikan kejayaan kasultanan Demak seperti dijaman keemasan Sultan Trenggono.

"Kami mohon padamu ya Allah , agar terbuka ilmu dan hikmah kebijaksanaan 
"Menang tanpa mengalahkan,kaya tanpa harta,sakit tanpa aji-aji menyelesaikan masalah tanpa masalah"



VI. SUNAN PRAWOTO WAFAT

        Pemerintahan pendek Sunan Prawoto dari Demak Bintoro selama tiga tahun (1546-1549) merupakan anti klimaks terhadap masa kejayaan raja yang mendahuluinya, Kanjeng Sultan Trenggono, yang sebagai Raja Islam telah memerintah sebagian besar pulau jawa. Jatuhnya kekuasaan Demak Bintoro sesudah 1546 tampaknya tidak terlalu banyak mencemarkan wibawa religius Masjid Agungnya dan Trah Sultan. Masjid tersebut dalam abad-abad berikutnya masih menjadi pusat orang Alim di Jawa Tengah dan Trah raja-raja Demak Bintoro masih lama diperlakukan dengan hormat dan rasa segan dikeraton-keraton raja-raja jawa yang lain.

        Mungkin sekali pada pertengahan aad ke - 16 perdagangan di laut sebagian besar sudah pindah dari Demak Bimtoro ke Jepara, karena selat dangkal jalan masuk ke Demak Bintoro sudah tertutup oleh endapan lumpur. Pada paruh abad ke-16 dan pada  abad ke-17 Jepara merupakan kota pelabuhan jawa tengah yang terpenting. Sunan Prawoto dalam menjalankan pemerintahan dibantu oleh kalangan profesional yang ahli dibidangnyamasing-masing.

       Kisah-kisah dalam babad dan kisah Jawa Tengah memuat kisah romantis sekaligus tragis memngenai pembunuhan Sunan Prawoto.

       Konon benar atau tidak, Beliau bersama istrinya dibunuh atas perintah Arya Penangsang, sebagai balas dendam atas kematian ayah Arya Penangsang yang kabarnya dibunuh atas perintah Sunan Prawoto. Arya Penangsang ialah Bupati Kadipaten Jipang Panolan.  Ia juga yang diisukan berusaha membunuh Jaka Tingkir, yang kelak akan menjadi Sultan Demak pengganti Sunan Prawoto.

       Sunan Prawoto seaga Sultan Demak Bintoro ke empat wafat pada tahun 1549 ( 1471)

       Sunan Prawoto wafat di gunung Prawoto yang kemudian di makamkan atas pilihannya sendiri yaitu di bukit Sukondono di gunung Prawoto (Pegunungan kendeng/pegunungan kapur Utara) yang lebih dikenal dengan sebutan bukit "KAMDOWO"(Makam Dowo) mengkiaskan makam-makam yang ada di komplek pemakaman raja-raja Demak Bintoro.







"Ya Allah, hamparkanlah bau harum keridloan-mu
kepada Sunan Prawoto
dan anugerahanlah kepada kami
berkah rahasia kewalian , yang engkau titipkan 
pada Sunan Prawoto. Amin"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar